Kamis, 17 September 2015

KKN Kebangsaan 2015 : TSR, Stop Jerebu!

Standard
Di Sini Kita Bertemu Muka
Cegah Jerebu Melanda
Di Sini Kita Bertemu Muka
Untuk Hijau Bumi Kita

Jerebu alias Asap. Kini, Riau tidak lagi sendiri dalam menghadapi bencana Asap. Palembang dan Jambi telah menemaninya. Sayangnya, bukan ini yang diharapkan oleh manusia yang memiliki hati nurani.

Sudah tak terhitung lagi jumlah korban bencana Asap. Penyakit infeksi saluran pernapasan akut telah menghantui seluruh lapisan masyarakat tanpa pandang usia, bayi, balita, anak sekolah, remaja, dewasa, hingga lansia. Kegiatan belajar-mengajar tertunda. Aktivitas ekonomi masyarakat terhambat. Seluruh bangsa telah mengetahuinya.

Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan 2015 bulan Agustus lalu, tujuan kami adalah pencegahan kebakaran hutan dan lahan di Riau. Ratusan mahasiswa dari Sabang hingga Merauke bergerak bersama dengan tujuan yang sama. Berbagai upaya telah kami lakukan selama satu bulan di lokasi masing-masing. Salah satu upayanya adalah melakukan program revegetasi pada lahan gambut bekas terbakar.
Batu dan Lahan Gambut Habis Terbakar di Tanjung Damai

Menurut Peraturan Pemerintah RI No.76 tahun 2008 tentang Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan, revegetasi adalah usaha untuk memperbaiki dan memulihkan vegetasi yang rusak melalui kegiatan penanaman dan pemeliharaan pada lahan bekas penggunaan kawasan hutan. Jadi, upaya kami di desa Tanjung Damai khususnya adalah melakukan penanaman beberapa jenis bibit tanaman, yaitu mahoni, pulai, dan trembesi. Aku dan 10 teman lainnya melakukan program revegetasi bersama masyarakat desa Tanjung Damai. Kami menanam kurang lebih 200 bibit tanaman di beberapa fasilitas umum, seperti lapangan, sekolah dasar, TK dan PAUD, balai desa, posyandu, poskesdes, dan kuburan.

Peresmian oleh Sekretaris Desa (kanan) & Bupati Bengkalis (kiri)
Meskipun kami tidak melakukan penanaman pada lahan bekas terbakar seperti pada gambar paling atas, harapannya bahwa bibit tanaman tersebut dapat tumbuh besar. Kita tahu bahwa pohon berfungsi sebagai paru-paru dunia. Pohon berfungsi sebagai alat konversi gas CO2 (karbon monoksida) menjadi O2 (oksigen), udara yang kita hirup. Ya, semoga saja dengan sejumlah tanaman yang telah ditanam mampu untuk membantu penyediaan oksigen, mengurangi asap, dan penghijauan.

Bibit tanaman yang telah tertanam akan berguna apabila tumbuh dengan baik karena disiram air dan dirawat dengan sungguh-sungguh. Maka dari itu, kami juga berpesan agar masyarakat dapat merawat tanaman tersebut, khususnya pada anak-anak. Kami berpesan kepada anak-anak untuk selalu menjaga tanaman mereka hingga tumbuh menjadi pohon yang besar. Apabila diantara kami kembali (pulang) ke desa, bibit tanaman tersebut telah tumbuh besar dan siap menyapa dengan senyum segarnya. 

Tanam (T) !
---------------------------------------------------------------------------
Siram (S) !
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Rawat (R) Bersama! Yeay! Go Green! :)
Untuk apa cinta bila tanpa pembuktian? :p

Jadilah Pemuda dan Pemudi
Bekerja Sepenuh Hati
Untuk Alam Bestari
Hingga Bumi Hijau Berseri


credit photo: Mila Karmila, Dokumentasi Pribadi
Kutipan : Mars KKN Kebangsaan 2015


Minggu, 06 September 2015

KKN Kebangsaan 2015: Tanjung Damai, Rumah Kita

Standard
Lama tidak posting tulisan setelah beberapa bulan lamanya. Perjalanan baru telah kulalui satu bulan yang lalu. Kini segudang cerita masih kusimpan dengan hangatnya rindu dan mungkin akan menjadi memori indah dalam hidup.

Satu bulan lamanya, Aku 'dititipkan' bersama 10 teman lainnya di desa yang sama. Desa itu bernama Tanjung Damai. Sebelum sampai lokasi, Aku melayangkan imajinasiku tentang desa ini. Sepertinya desa ini dekat pantai, karena namanya mengandung kata "Tanjung". Kalau mengingat materi IPS waktu SD, katanya sih Tanjung itu kan artinya daratan yang menjorok ke laut. Jadi, wajar kan kalau berasumsi demikian? Penasaran terus berlanjut. Biasanya mbah google punya semua jawaban pertanyaan. Eh, pas searching dengan keyword "tanjung damai, Riau", nggak ada tuh gambaran desanya. Adanya hanya gambar bapak-bapak yang mungkin itu lagi ada acara di desa Tanjung Damai. Nggak muncul pemandangan desa tok. Eh, tapi dapat gambar plang SDN 20 Tanjung Damai di google. Ini dia! Ya, cuma ini dan kurang memberikan gambaran lokasi desa. -____-



Terus, coba searching di google maps. Kalau lihat dari panah lokasinya sih....jauh dari laut ternyata. Akhirnya, berhenti dan memutuskan untuk menerima apa adanya.

Setelah sampai di desa........

Desa Tanjung Damai merupakan desa yang sangat rapi tata kelola desanya!!

Kalau dari segi geografisnya, Desa Tanjung Damai berbatasan langsung dengan beberapa desa lainnya diantaranya, Desa Sumber Jaya di sebelah utara, Langkat di sebelah selatan, Lubuk Gaung di sebelah Timur dan desa Sungai Linau di sebelah baratnya. Total luas wilayah desa Tanjung Damai adalah 2000 ha/m2, dengan luas wilayah pemukiman sekitar 54 ha/m2, 175 ha/m2 wilayah persawahan, 1749 ha/m2 luas perkebunan, dan luas wilayah prasarana umum desa  sekitar 21 ha/m2.  Dengan kendaraan bermotor, desa Tanjung Damai dapat ditempuh dalam waktu sekitar 1 jam dari ibukota kecamatan Siak Kecil (sumber: data dari Balai Desa).

Desa Tanjung Damai terdiri atas lima dusun diantaranya adalah Sumber Agung, Sumber Rejeki, Sumber Makmur, Sumber Sumber Rejo, dan Sumber Sari. Desa ini memiliki Kantor desa, Pos Kesehatan Desa (Poskesdes), sekolah dasar (SDN 20 Tanjung Damai), TK dan PAUD (TK. Tunas Harapan), Posyandu, Masjid, Mushola, dan lapangan. Desa dengan jumlah penduduk 340 KK ini mayoritas penduduknya bersuku Jawa. Hal ini karena desa Tanjung Damai adalah salah satu desa eks transmigran pada tahun 1982.


sekolah dasar, TK, dan PAUD
Awalnya, pada tahun 1982,
desa ini bernama Siak A Absen. Desa ini memiliki pengalaman pahit karena sering terjadi pencurian dan tidak adanya kedamaian di lingkungan desa. Masyarakat mencita-citakan desa yang damai, sehingga muncullah gagasan kata 'damai' untuk dijadikan nama desa ini. Kemudian, terdapat sebuah sungai yang jika dilihat serupa dengan tanjung sehingga tercipta nama Tanjung Damai dan masyarakat sepakat dengan nama tersebut dengan harapan desa akan menjadi damai. Sungguh, kini (2015) desa ini memang sangatlah damai selama aku dan teman-teman melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di sini.

Poskesdes & Lapangan
Pemandangan desa juga indah, namun agak berbeda jika dibandingkan dengan pemandangan di Jawa. Sejauh mata memandang, yang paling sering terlihat adalah pohon sawit. Ya, memang sawit merupakan sumber perekonomian utama bagi masyarakat desa. Namun, tidak hanya sawit, banyak pula pohon yang berbuah seperti rambutan, mangga, nangka, cempedak, pisang, apel, lengkeng, jeruk, jambu, kelapa, dll. Adapula pohon pinang, tanaman obat, serta bunga-bunga-an. Masyarakat desa begitu mencintai kegiatan berkebun. Pada saat pelaksanaan KKN, pohon rambutan semua sedang berbuah. Alhasil, hampir setiap hari kami makan buah rambutan dari rumah-rumah warga. Indahnya hidup di desa, meski listrik hanya ada dari pukul 18.00-06.00.... :3

Masjid & Mushola
Desa Tanjung Damai juga memiliki banyak lembaga masyarakat. Beberapa lembaga yang kuketahui diantaranya adalah Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD), Lembaga Adat Melayu (LAM), Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Masyarakat Peduli Api (MPA), Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), Kelompok Tani, Kelompok Usaha Bersama (Kube), Karang Taruna, Kelompok wirid dan yasinan, dan lain-lain. Secara pribadi, beberapa nama lembaga tersebut merupakan nama yang asing di telingaku. Inilah yang bisa menjadi kunci jika melaksanakan kegiatan bermasyarakat. Sungguh berbeda jika dibandingkan dengan kehidupan di perkotaan, individualis meski rumah sudah tidak memiliki jarak lagi karena memiliki kesibukan masing-masing.

Balai Desa
Terima kasih, Tanjung Damai. Kau dan seluruh alam telah menerimaku dan teman-teman. Damai nian tempatmu, sesuai dengan apa yang kau sandang. Semoga Tuhan selalu melindungi alam dan seluruh isinya dan menjauhkanmu dari bencana asap. Selamat bertumbuh dan berkembang menjadi desa yang maju! :)